Review Film Pabrik Gula: Kombinasi Horor, Komedi, dan Ketegangan yang Menyengat di Bioskop Lebaran

Review Film Pabrik Gula: Kombinasi Horor, Komedi, dan Ketegangan yang Menyengat di Bioskop Lebaran

mediadaring.com, JakartaFilm horor terbaru garapan MD Pictures, Film Pabrik Gula, sukses menyita perhatian penonton saat momen libur Lebaran 2025. Dengan format penayangan berbeda—jam kuning (17+) dan jam merah (21+)—film ini mengingatkan publik pada strategi serupa yang digunakan KKN di Desa Penari beberapa tahun lalu.

Dibintangi Arbani Yasiz, Ersya Aurelia, dan Erika Carlina, Pabrik Gula tak hanya hadir dalam versi reguler, tapi juga tersedia dalam format 4DX dan IMAX, membuka peluang menjangkau lebih banyak penonton. Hasilnya? Di hari pertama penayangan, film ini langsung menggaet lebih dari 203 ribu penonton—rekor tertinggi film Indonesia tahun ini untuk hari pertama.

Tak butuh waktu lama, hanya dalam 3,5 hari, film ini menembus angka satu juta penonton. Jadwal tayang dan jumlah layar pun terus bertambah, menunjukkan antusiasme tinggi masyarakat.

Cerita Buruh Musiman dan Larangan Mistis

Salah satu adegan film Pabrik Gula. (Foto: Dok. MD Pictures)

Berlatar waktu sebelum era media sosial, Pabrik Gula menyoroti kisah sekelompok anak muda yang menjadi buruh musiman di sebuah pabrik tebu. Para tokoh seperti Fadhil (Arbani Yasiz), Endah (Ersya Aurelia), dan Naning (Erika Carlina), beserta rekan-rekannya, diharuskan menaati dua aturan penting: berhenti bekerja saat “jam kuning” menjelang magrib, dan tidak boleh keluar dari mes pada “jam merah” pukul 21.00.

Namun aturan itu dilanggar sejak hari pertama. Endah, salah satu buruh baru, diam-diam membuntuti seseorang yang keluar mes malam-malam, yang kemudian membawanya ke pengalaman mengerikan di dalam pabrik.

Terinspirasi Tapi Bukan Meniru KKN di Desa Penari

Salah satu adegan film Pabrik Gula. (Foto: Dok. MD Pictures)

Meski memiliki formula mirip dengan KKN di Desa Penari—anak muda, aturan mistis, dan ancaman gaib—Pabrik Gula berdiri dengan ciri khasnya sendiri. Review Film ini menawarkan dunia baru yang lebih kompleks dan tidak hanya mengandalkan jumpscare. Awi Suryadi sebagai sutradara sukses menghadirkan sinematografi yang kuat dan penuh detail, terutama dalam menggambarkan aktivitas buruh dan lingkungan pabrik yang realistis.

Pergerakan kamera pun ciamik, menciptakan kesan imersif yang seolah membawa penonton ikut menyelidiki misteri dalam pabrik tua. Penyusunan adegan dan alur cerita terasa tertata, membangun ketegangan dari awal hingga klimaks dengan elemen horor, komedi, hingga drama yang mengalir alami.

Horor, Komedi, dan Drama dalam Porsi Pas

Salah satu adegan film Pabrik Gula. (Foto: Dok. MD Pictures)

Film ini tak hanya menyuguhkan teror dari entitas gaib, tetapi juga menghadirkan momen-momen komedi segar lewat penampilan Yono Bakrie, Sadana Agung, Arif Alfiansyah, dan Benidictus Siregar. Keempatnya tampil menghibur tanpa merebut panggung dari tokoh utama.

Sementara itu, akting Dewi Pakis sebagai Jinah dan Budi Ros sebagai Samin berhasil mencuri perhatian di segmen horor. Ritual-ritual gaib yang mereka lakukan, terutama dalam adegan “manten tebu”, menjadi momen paling menyeramkan dan meninggalkan kesan mendalam bagi penonton.

Tak ketinggalan, Erika Carlina memberikan warna berbeda lewat karakter Naning. Sosoknya yang penuh kejutan menambah daya tarik film, terutama dalam adegan krusial antara jam kuning dan merah yang hanya berselisih satu menit—namun sangat menentukan nasib para tokoh.

Salah satu adegan film Pabrik Gula. (Foto: Dok. MD Pictures)

 

Tak seperti horor-horor lain yang hanya mengandalkan efek kejut atau unsur mistis belaka, Pabrik Gula menggabungkan banyak elemen menjadi satu paket hiburan yang lengkap. Drama tentang kehidupan buruh musiman, bumbu komedi yang tidak dipaksakan, serta horor yang dibalut misteri menjadikan film ini sangat layak ditonton di bioskop, khususnya di momen liburan.

Meskipun ada beberapa catatan kecil, seperti scoring musik yang kadang terlalu mendominasi adegan, namun secara keseluruhan Pabrik Gula memberikan pengalaman sinematik yang memuaskan.

Dengan pencapaian box office yang impresif, eksekusi teknis yang matang, dan kombinasi genre yang cerdas, Pabrik Gula berpotensi menjadi film horor terlaris tahun ini. Apakah bisa menyaingi kesuksesan KKN di Desa Penari yang mencapai lebih dari 10 juta penonton? Waktu yang akan menjawab.

Yang pasti, film ini membuktikan bahwa horor Indonesia terus berevolusi dan mampu menyuguhkan tontonan berkualitas tinggi.

Judul: Pabrik Gula
Sutradara: Awi Suryadi
Penulis Skenario: Lele Leila
Produser: Manoj Punjabi
Produksi: MD Pictures
Durasi: 2 jam 13 menit
Pemain: Arbani Yasiz, Ersya Aurelia, Erika Carlina, Bukie Mansyur, Wavi Zihan, Arif Alfiansyah, Benidictus Siregar

Pos terkait