Mediadaring.com, Jakarta – Harga emas kembali mencetak rekor baru, menembus USD 3.100 per ons dalam salah satu kenaikan paling signifikan dalam sejarah logam mulia. Kenaikan ini didorong oleh ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan tarif terbaru dari Amerika Serikat.
Harga Emas Sentuh Puncak Tertinggi
Dilansir dari CNBC, Selasa (1/4/2025), harga emas di pasar spot mencapai level tertinggi sepanjang masa di angka USD 3.124,07 per ons.
Lonjakan harga ini dipicu oleh meningkatnya permintaan emas sebagai aset safe haven. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kenaikan harga emas antara lain kebijakan suku bunga The Fed, ketegangan geopolitik, serta arus dana besar yang masuk ke Exchange Traded Funds (ETF) berbasis emas.
Sejak awal tahun 2025, harga emas telah melonjak 18%, melanjutkan tren kenaikan yang mencapai 27% pada tahun sebelumnya. Para analis memperkirakan bahwa emas akan mencetak kenaikan kuartalan terbesar sejak September 1986, dengan total 19 rekor harga tertinggi sepanjang tahun ini.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas
Menurut Alexander Zumpfe, seorang trader logam mulia di Heraeus Metals Jerman, ada beberapa faktor utama yang mendorong harga emas terus meroket, antara lain:
- Ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah dan Eropa
- Kekhawatiran terhadap inflasi global yang belum mereda
- Kebijakan moneter The Fed yang berpotensi memangkas suku bunga lebih lanjut
- Lonjakan permintaan dari investor dan bank sentral
- Kebijakan tarif dagang baru yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump
Presiden Trump dijadwalkan mengumumkan kebijakan tarif baru pada 2 April 2025, termasuk tarif otomotif yang akan berlaku mulai 3 April. Kebijakan ini semakin memperburuk ketidakpastian pasar dan mendorong investor beralih ke emas sebagai aset perlindungan nilai.
Menurut Nikos Tzabouras, analis pasar senior di Tradu.com, konflik yang masih berlangsung di Timur Tengah dan ketegangan antara Rusia dan Ukraina membuat emas semakin menarik bagi investor yang mencari perlindungan dari volatilitas pasar.
Dukungan Bank Sentral dan Kebijakan The Fed
Kinerja emas pada tahun 2024 menjadi yang terbaik sejak 2010, didorong oleh berbagai ketidakpastian politik dan ekonomi global. Investor semakin beralih ke emas sebagai aset aman di tengah ketidakpastian pasar.
Kebijakan The Fed juga turut berkontribusi terhadap tren kenaikan harga emas. Bank sentral AS memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada September 2024 dan diperkirakan akan melakukan dua kali pemangkasan lagi sebelum akhir 2025.
Menurut analis Capital Economics, pembelian emas oleh bank sentral bukan hanya disebabkan oleh ketidakpercayaan terhadap dolar AS, tetapi lebih kepada persepsi emas sebagai aset safe haven yang mampu melindungi nilai aset dalam jangka panjang. Bahkan, beberapa analis memprediksi bahwa harga emas bisa mencapai USD 3.300 per ons sebelum akhir tahun ini.
Investor Berbondong-Bondong ke ETF Emas
Tingginya minat investor terhadap emas juga terlihat dari lonjakan arus dana ke ETF berbasis emas. Aliran dana ke instrumen investasi ini mencapai level tertinggi sejak Maret 2022, menunjukkan bahwa semakin banyak investor yang mencari aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
Zumpfe menambahkan bahwa meskipun ETF berbasis emas di Amerika Utara mengalami peningkatan, tren yang lebih besar menunjukkan meningkatnya permintaan dari investor Eropa yang mencari perlindungan dari gejolak pasar.
Dengan berbagai faktor pendukung ini, harga emas diprediksi akan terus menunjukkan tren kenaikan, menjadikannya sebagai salah satu instrumen investasi paling menarik tahun ini. Apakah emas akan terus mencetak rekor baru? Kita tunggu perkembangannya!