Mediadaring.com, Jakarta – Gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3/2025), memicu kepanikan di berbagai wilayah, termasuk Bandara Internasional Mandalay, di mana alarm tanda bahaya berbunyi keras sebagai respons terhadap guncangan.
Menurut laporan US Geological Survey (USGS), pusat gempa berada di kedalaman 15 km, sekitar 180 km dari ibu kota Naypyidaw. Getaran kuat ini juga dirasakan di Bangkok, Thailand, hingga beberapa wilayah di India.
Situasi di Bandara Mandalay
Di Bandara Internasional Mandalay, suara sirene darurat menggema di seluruh terminal, membuat para penumpang dan staf panik. Beberapa penerbangan terpaksa ditunda karena adanya pemeriksaan keselamatan di landasan pacu dan terminal utama.
“Saya sedang antre di gerbang keberangkatan ketika tiba-tiba tanah bergetar dan alarm berbunyi keras. Banyak orang langsung berlari keluar, takut terjadi sesuatu yang lebih buruk,” ujar seorang saksi mata, Aye Min, yang saat itu hendak terbang ke Bangkok.
Petugas bandara segera mengevakuasi penumpang dan melakukan pemeriksaan infrastruktur untuk memastikan tidak ada kerusakan yang berbahaya bagi penerbangan.
Dampak Gempa dan Respons Pemerintah
Sejumlah bangunan di kota-kota besar Myanmar mengalami kerusakan parah, termasuk retakan di gedung perkantoran dan rumah warga. Listrik sempat padam di beberapa daerah, dan komunikasi terputus di beberapa wilayah yang lebih dekat dengan pusat gempa.
Otoritas Myanmar saat ini tengah melakukan proses evakuasi dan penanganan darurat, sementara Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) sempat mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah pesisir. Namun, peringatan tersebut dicabut setelah tidak terdeteksi kenaikan air laut yang signifikan.
Warga Diminta Tetap Waspada
Pemerintah mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap gempa susulan, yang berpotensi terjadi dalam beberapa jam atau hari ke depan. Tim penyelamat telah dikerahkan ke area terdampak, sementara petugas di Bandara Mandalay terus memantau situasi untuk memastikan keselamatan penerbangan.
Gempa ini menjadi pengingat betapa rentannya Myanmar terhadap bencana alam, terutama karena berada di zona Cincin Api Pasifik. Kejadian ini juga mengingatkan pada gempa serupa yang mengguncang negara tersebut beberapa tahun lalu.