Mediadaring.com, Jakarta – Menjelang Hari Raya Idulfitri 2025, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk mempertahankan tarif listrik untuk 13 golongan pelanggan nonsubsidi pada triwulan II (April-Juni) 2025. Keputusan ini diambil untuk membantu masyarakat dan menjaga daya saing sektor usaha di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa tarif listrik untuk golongan pelanggan nonsubsidi tetap berlaku sesuai dengan tarif pada triwulan pertama 2025. “Kami memutuskan agar tarif listrik untuk triwulan II tahun 2025 tetap, untuk menjaga daya beli masyarakat dan daya saing sektor usaha,” ungkap Menteri Bahlil dalam keterangan tertulis pada Jumat, 28 Maret 2025.
Selain itu, tarif listrik untuk 24 golongan pelanggan yang mendapatkan subsidi juga tetap tidak berubah. Golongan tersebut mencakup pelanggan rumah tangga miskin, sosial, serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tetap mendapatkan dukungan dari subsidi listrik.
Tarif Listrik dan Peraturan ESDM
Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2024 menyatakan bahwa penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan nonsubsidi dilakukan setiap tiga bulan, mengacu pada perubahan parameter ekonomi makro seperti kurs, harga minyak Indonesia (ICP), inflasi, dan harga batubara acuan (HBA). Meskipun seharusnya ada kenaikan tarif berdasarkan parameter ekonomi yang tercatat dari November 2024 hingga Januari 2025, pemerintah memilih untuk tetap mempertahankan tarif yang ada.
Stimulus Listrik dan Kembali ke Tarif Normal
Sebelumnya, pemerintah memberikan stimulus biaya listrik berupa diskon 50% untuk pelanggan rumah tangga dengan daya sampai 2.200 VA pada Januari dan Februari 2025. Diskon ini berakhir pada 28 Februari 2025, dan mulai 1 Maret 2025, tarif listrik bagi pelanggan tersebut kembali ke tarif normal, yang akan berlaku hingga triwulan II 2025.
Menteri Bahlil menambahkan, Kementerian ESDM terus mendorong PT PLN (Persero) untuk lebih efisien dalam operasional dan agresif dalam meningkatkan penjualan listrik, sembari memastikan kualitas pelayanan tetap optimal bagi masyarakat.
Ekonomi Nasional Tetap Optimis Menjelang Lebaran
Perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat, dengan pertumbuhan PDB mencapai 5,03% (yoy) pada tahun 2024. Sejumlah provinsi mengalami pertumbuhan yang signifikan, seperti Papua Barat dan Maluku Utara yang mencatatkan angka masing-masing sebesar 20,8% dan 13,73%, didorong oleh sektor industri pengolahan dan pertambangan.
Indikator ekonomi nasional lainnya, seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang berada di level optimis 126,4 pada Februari 2025 dan PMI Manufaktur yang tetap ekspansi di angka 53,6, menunjukkan bahwa optimisme ekonomi Indonesia tetap kuat.
Dalam upaya mendukung pergerakan ekonomi menjelang libur Lebaran, pemerintah juga menyiapkan berbagai program insentif. Program ini mencakup pariwisata dengan proyeksi 122,1 juta perjalanan wisatawan, insentif PPN DTP untuk tiket transportasi, serta diskon tarif tol 20% di beberapa ruas tol pada periode H-7 hingga H+8 Idulfitri.
“Pemerintah terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2025, dengan meningkatkan permintaan dan penawaran selama periode libur Idulfitri,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam acara Nusantara Economic Outlook (NEO) 2025 pada 14 Maret 2025.
Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan masyarakat dapat merasakan manfaat langsung dalam mengelola biaya hidup, terutama menjelang Hari Raya Idulfitri.
Kebijakan Tambahan untuk Mendorong Ekonomi Jelang Lebaran
Mediadaring.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia telah menetapkan berbagai kebijakan ekonomi tambahan untuk mendukung masyarakat menjelang Hari Raya Idulfitri 2025. Salah satunya adalah pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan bagi pekerja/buruh yang akan dibayarkan menjelang Lebaran. Selain itu, bonus Hari Raya juga diberikan kepada pengemudi dan kurir yang bekerja pada layanan angkutan berbasis aplikasi, yang harus diterima paling lambat tujuh hari sebelum Hari Raya Idulfitri.
Pemerintah juga memastikan penyaluran THR bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), baik di tingkat Pusat maupun Daerah, serta pensiunan, yang akan diberikan dua minggu sebelum Hari Raya Idulfitri. Hal ini dilakukan untuk memberikan dukungan finansial kepada masyarakat agar lebih mudah memenuhi kebutuhan selama perayaan Lebaran.
Selain itu, ada beberapa program belanja nasional yang digelar untuk meningkatkan daya beli masyarakat, di antaranya Friday Mubarak yang berlangsung dari 28 Februari hingga 28 Maret 2025 dengan target transaksi mencapai Rp75-77 triliun, serta BINA Lebaran pada 14 hingga 30 Maret 2025 dengan target transaksi sebesar Rp30 triliun. Kampanye belanja online Ramadhan juga digelar di seluruh platform e-commerce untuk meningkatkan transaksi selama bulan suci Ramadhan.
Pemantauan Ekonomi Global
Selain kebijakan domestik, pemerintah juga terus memantau perubahan dinamika ekonomi global, terutama terkait kebijakan ekonomi baru yang diterapkan oleh negara-negara besar seperti Amerika Serikat, khususnya terkait tarif dan kebijakan ekonomi yang dapat memengaruhi perekonomian Indonesia.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan perekonomian Indonesia tetap stabil dan mampu mendukung kesejahteraan masyarakat selama periode libur Lebaran.